Aku
yakin ramai dari kita di Malaysia ini yang mengenali Wong Fei Hong. Al
maklumlah, pendekar Wong Fei Hong, lakonan Jet Li banyak keluar dalam
filem-filem kungfu yang best seperti Once Upon in China I, II & III.
Tipu la kalau korang tak pernah dengan nama pendekar kungfu terulung
ni. Persoalan sekarang, adakah benar Wong Fei Hung itu seorang cina
muslim? Sebelum tu, aku nak bagi mukadimah sedikit berdasarkan
pengalaman aku. Sejak aku mengikuti gerakan usrah, alhamdullillah banyak
benda yang telah aku pelajari tentang sejarah Islam kita di bawah
program Ini Sejarah Kita (ISK) (boleh google untuk mengetahui lebih
lanjut). Satu per satu kebohongan dan tipu daya orang Yahudi dan Nasrani
ini dibongkar. Sebagai contoh, dalam buku teks sejarah kita mengatakan
penakluk Melaka, Alfonso D. “Albulukaki” menakluki Melaka kerana ingin
kan rempah ratus. Korang caya ke Alfonso tu datang nak bukak kedai
mamak? Hehe…Yang sebenarnya mereka datang kerana ingin menghapuskan
pengaruh kerajaan khalifah Turki Uthmaniyah yang kuat di timur (Melaka),
lanjutan dari Perang Salib yang beratus-ratus tahun berlangsung. Dan
banyak lagi penipuan-penipuan lain yang dibuat dalam tanpa kita sedari.
Jadi aku ingin perlahan-lahan mengajak pembaca supaya buka mata, buka
minda, dan pelajarilah sejarah Islam kita yang sebenar. Kerajaan
Malaysia pun dah mewajibkan syarat lulus subjek sejarah untuk kemasukan
universiti. Jadi apa tunggu lagi? Mari kita ikuti artikel dibawah ini
tulisan Drs. Khalil Idham Lim ini.
|
Wong Fei Hung lakonan Jet Li |
Selama ini kita hanya mengenal Wong Fei Hung sebagai
jagoan Kung fu dalam film “Once Upon A Time in China”.Dalam filem itu,
karakter Wong Fei Hung dimainkan oleh aktor terkenal Hong Kong, Jet Li.
Namun
siapakah sebenarnya Wong Fei Hung? Wong Fei Hung adalah seorang Ulama,
Ahli Perubatan, dan Ahli Beladiri legendaris yang namanya ditetapkan
sebagai Pahlawan Nasional China oleh pemerintah China. Namun Pemerintah
China sering berupaya mengaburkan jatidiri Wong Fei Hung sebagai seorang
muslim demi menjaga imej kekuasaan Komunis di China.
Wong
Fei-Hung dilahirkan pada tahun 1847 di Kwantung (Guandong) dari
keluarga muslim yang taat. Nama Fei pada Wong Fei Hung merupakan dialek
Canton untuk menyebut nama Arab, Fais.Sementara Nama Hung juga merupakan
dialek Kanton untuk menyebut nama Arab, Hussein. Jadi, bila
di-bahasa-arab- kan, namanya ialah Faisal Hussein Wong. Ayahnya, Wong
Kay-Ying adalah seorang Ulama, dan tabib ahli ilmu penrubatan
tradisional, serta ahli beladiri tradisional Tiongkok (wushu/kungfu).
Ayahnya memiliki sebuah klinik perubatan bernama Po Chi Lam di Canton
(ibukota Guandong).
(Harus di ingat gelaran fei ini juga merujuk kepada orang-orang cina
muslim di negara kita seketika dahulu,ie, kumpulan Hai San di Perak).
Wong
Kay-Ying merupakan seorang ulama yang menguasai ilmu wushu tingkat
tinggi.Ketinggian ilmu beladiri Wong Kay-Ying membuatnya dikenal sebagai
salah satu dari Sepuluh Macan(Harimau)Kwantung. Posisi Macan Kwantung
ini di kemudian hari diwariskannya kepada Wong Fei Hung.Kombinasi antara
pengetahuan ilmu perubatan tradisional dan teknik beladiri serta
ditunjang oleh keluhuran budi pekerti sebagai Muslim membuat keluarga
Wong sering turun tangan membantu orang-orang lemah dan tertindas pada
masa itu. Kerana itulah masyarakat Kwantung sangat menghormati keluarga
Wong.
|
Gambar Dinding Allahyarham Wong Fei Hung |
Pesakit klinik keluarga Wong yang meminta bantuan
perubatan umumnya berasal dari kalangan miskin yang tidak mampu membayar
kos perubatan. Walau begitu, Keluarga Wong tetap membantu setiap
pesakit yang datang dengan sungguh-sungguh. Keluarga Wong tidak pernah
memilih bulu dalam membantu, tanpa memedulikan suku, ras, agama, semua
dibantu tanpa pilih kasih. Secara rahsia, keluarga Wong terlibat aktif
dalam gerakan bawah tanah melawan pemerintahan Dinasti Ch’in yang rasuah
dan penindas.
Dinasti
Ch’in ialah Dinasti yang merubuhkan kekuasaan Dinasti Yuan yang
memerintah sebelumnya. Dinasti Yuan ini dikenal sebagai satu-satunya
Dinasti Kaisar Cina yang anggota keluarganya banyak yang memeluk agama
Islam.Wong Fei-Hung mula mengasah bakat beladirinya sejak berguru kepada
Luk Ah-Choi yang juga pernah menjadi guru ayahnya. Luk Ah-Choi inilah
yang kemudian mengajarnya dasar-dasar jurus Hung Gar yang membuat Fei
Hung berjaya melahirkan Jurus Tendangan Tanpa Bayangan yang menjadi
lagenda.
Dasar-dasar
jurus Hung Gar ditemukan, dikembangkan dan merupakan andalan dari Hung
Hei-Kwun, abang seperguruan Luk Ah-Choi. Hung Hei-Kwun adalah seorang
pendekar Shaolin yang terlepas dari peristiwa pembakaran dan pembantaian
oleh pemerintahan Dinasti Ch’in pada 1734.Hung Hei-Kwun ini adalah
pemimpin pemberontakan bersejarah yang hampir mengalahkan dinasti
penjajah Ch’in yang datang dari Manchuria (sekarang kita mengenalnya
sebagai Korea).
Jika
saja pemerintah Ch’in tidak meminta bantuan pasukan-pasukan bersenjata
bangsa asing (Rusia, Inggris, Jepun),pemberontakan pimpinan Hung
Hei-Kwun itu nescaya akan berjaya mengusir pendudukan Dinasti
Ch’in.Setelah berguru kepada Luk Ah-Choi, Wong Fei-Hung kemudian berguru
pada ayahnya sendiri hingga pada awal usia 20-an tahun, ia telah
menjadi ahli perubatan dan beladiri terkemuka. Bahkan ia berjaya
mengembangkannya menjadi lebih maju.
Kemampuan
beladirinya semakin sulit ditandingi ketika ia berhasil membuat jurus
baru yang sangat taktis namun efisien yang dinamakan Jurus Cakar Macan
dan Jurus Sembilan Pukulan Khusus. Selain dengan tangankosong, Wong
Fei-Hung juga mahir menggunakan bermacam-macam senjata.
Masyarakat
Canton pernah menyaksikan langsung dengan mata kepala mereka sendiri
bagaimana ia seorang diri dengan hanya memegang tongkat berjaya
menewaskan lebih dari 30 orang jagoan pelabuhan berbadan kekar dan
kejamdi Canton yang mengeroyoknya karana ia membela rakyat miskin yang
akan mereka peras.Dalam kehidupan keluarga, Allah banyak mengujinya
dengan berbagai cobaan. Seorang anaknya terbunuh dalam suatu insiden
perkelahian dengan mafia Canton .
Wong Fei-Hung tiga kali menikah karena isteri-isterinya meninggal dalam
usia pendek. Setelah isteri ketiganya meninggal, Wong Fei-Hung
memutuskan untuk hidup sendiri sampai kemudian ia bertemu dengan Mok
Gwai Lan, seorang perempuan muda yang kebetulan
juga ahli beladiri. Mok Gwai Lan ini kemudian menjadi pasangan hidupnya
hingga akhir hayat. Mok Gwai Lan turut mengajar beladiri pada kelas
khusus perempuan di perguruan suaminya.Pada 1924 Wong Fei-Hung meninggal
dalam usia 77 tahun. Masyarakat Cina, khususnya di Kwantung dan Canton
mengenangnya sebagai pahlawan pembela kaum mustad’afin(tertindas) yang
tidak pernah gentar membela kehormatan mereka. Siapapun
dan berapapun jumlah orang yang menindas orang miskin, akan dilawannya dengan segenap kekuatan dan keberanian yang dimilikinya.
Wong
Fei-Hung meninggal dengan meninggalkan nama harum yang membuatnya
dikenal sebagai manusia yang hidup mulia, salah satu pilihan hidup yang
diberikan Allah
kepada seorang muslim selain mati Syahid. Semoga segala amal ibadahnya
diterima di sisi Allah Swt dan semoga segala kebaikannya menjadi teladan
bagi kita, generasi muslim yang hidup setelahnya. Amiin.
(Tidak
menghairankan sekiranya Manchu sebagai maharaja terakhir China di
gambarkan sesegitu rupa bagi menghalalkan kerajaan komunis sedia ada di
China). (Petikan dari Blog Negara Kedah)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan